Malas bukan dungu


Bagiku malas itu dibagi menjadi dua jenis.
Pertama malas bergerak (mager)
Dan yang kedua malas mikir (dungu)

Bagiku diantara kedua hal tersebut terlihat jelas perbedaannya, dan untuk kalian para manusia jangan pernah mendekati kemalasan yang kedua.
Hanya keledai yang boleh menjadi dungu, bahkan dalam peribahasa pun dia boleh dijadikan dungu.
Namun bukan berarti aku menyarankan kamu untuk mendekati kemalasan yang pertama, hanya saja aku yakin jika kamu memilih yang pertama "kamu memiliki ideologi yang kuat dalam hidup kamu."

Sehingga akan aku beritahukan saja bagi kamu yang sedang berada di kemalasan yang pertama, tingkatkan kemampuan kamu dalam berpikir, dalam menggunakan akalmu.
aku memberitahu seperti itu selain untuk memotivasi kamu juga sebenarnya untuk memotivasi diriku sendiri
Tatkala aku sedang malas untuk mengerjakan sesuatu, aku bukannya memaksa tubuhku untuk mengerjakan hal itu.
Justru aku akan memikirkan hal hal tersebut lebih dalam lagi.
Dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang mungkin tidak dipikirkan orang lain.

Misalkan, aku sedang malas untuk mandi lalu aku jadi memikirkan pertanyaan pertanyaan
"Kenapa aku harus mandi?"
"Kalau tidak mandi bagaimana?"
"Tujuan mandi apa?"
Dan berbagai pertanyaan lain yang membuat pikiranku semakin dalam mengenai hal itu.

Dan akhirnya aku pun bisa bebas menentukan pilihanku mandi atau tidak.
Dan berbagai hal lain yang membuatku merasa "malas" untuk melakukannya, aku mencoba untuk menggunakan pikiranku.

Kemalasan yang pertama menurutku justru merupakan suatu energi panggilan untuk memacu pikiran kita.

Teoriku, "Jika seseorang merasa malas melakukan sesuatu. Pastilah ada dari sesuatu tersebut yang tidak selaras dengan ideologi seseorang itu"
Dan jika ada yang tidak selaras maka solusi yang tepat adalah menyelaraskannya, bukannya membiarkan ketidakselarasan tersebut dan memaksa menerapkan ketidakselarasan itu.
Berpikir adalah cara untuk menyelaraskan ideologi kita dengan sesuatu yang tidak selaras dengan ideologi kita.
Dalam berpikir juga jangan sembarangan, tetap gunakan nalar dan pemahaman untuk menyatukan idealisme kita dengan realita yang ada.

Untuk penutup,
aku menyimpulkan kalau malas itu bukanlah suatu kesalahan, yang menjadi kesalahan adalah jika tidak berpikir.
So, tetap gunakan akal pikiran selama masih hidup..bahkan ketika malas sekalipun.

iezel
Share: